Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Kebohongan Senior ke Mahasiswa Baru di Kampus, Di Musim Corona Apakah Masih Ada ?

image by www.istockphoto.com

Assalamu'alaykum Sobat C.D.D.

Saya yang sudah pernah merasakan menjadi mahasiswa baru, menjadi senior, dan pernah menjadi Sarjana, sudah sangat muak dengan berbagai bacotan senior.

Oke kali ini saya akan berbagi berbagai macam bacotan para senior di kampus saat ospek. 

Bagi sobat sebagai Mahasiswa yang merasakan dunia perkuliahan, dunia permahasiswaan di musim pandemi corona, mungkin sobat sekalian tidak akan pernah lagi menemukan hal-hal yang di lakukan senior kalian di kampus terutama saat ospek.

Di masa pandemi sekarang, benar-benar aktivitas kampus atau aktivitas perkulihan sudah pasti serba dibatasi. Aktivitas kuliah serba online, konsultasi skripsi hingga ujian akhir skripsi bahkan Wisuda pun harus melalui daring atau online. 

Sedih banget sih, karena semua itu sudah memberikan pengalaman yang kurang berkesan lagi.

Apalagi yang berkaitan dengan Ospek bagi mahasiswa baru. Sudah tentu itu tidak mungkin lagi bisa dilakukan seperti pada masa sebelum corona. Karena kegiatan ospek sudah tentu berkerumun, dan berkerumun adalah pemandangan yang sangat dilarang keras.

Pengalaman yang dirasakan dari senior-senior kampus sebelum masa pandemi.

Ciri-ciri Maba itu biasanya suka bergerombol dan kelihatan bingung, senior itu akan menganggap itu sebagai mahasiswa baru yang gampang untuk dibodohi, karena baru masuk kampus.

Bulshitan senior ke maba yang sering di lontarkan saat ospek, "Kalian manja, ini tuh belum seberapa, kami dulu lebih parah".

What ??? Ini adalah bacotan yang sangat membingungkan, seakan-akan maba itu yang salah, karena ospek yang dirasakan maba sudah tidak sekeras ospek para senior saat mereka menjadi maba dulunya.

Kan tidak mungkin para maba harus balik lagi ke masa tahun 98 yang para mabanya harus merasakan kerasnya ospek dengan dipukul dan lain sebagainya kan ? 

Para senior selalu menceritakan kisah lama mereka saat di ospek, bahwa ospek yang mereka rasakan itu lebih keras. Jadi maksudnya ? Kita harus balik ke masa-masa kelam kalian wahai senior ?

Selalu menggunakan logika mundur ke belakang, dan tidak pernah ada habisnya. Ntar ada lagi maba berikutnya yang menjadi senior lalu menceritakan lagi kisah ospeknya mereka. Gitu-gitu saja terus sampai padi menjadi jagung...

Ospek itu orientasi pengenalan dan studi kampus, bukan orientasi ketahanan fisik, stamina dan mental.

Kewajiban senior yang rela mengadakan ospek adalah untuk mengenalkan lingkungan kampusnya ke mahasiswa-mahasiswa baru, bukan mengajarkan latihan militer.

Bacotan berikutnya "Mana disiplinnya kalian, kalian sudah mahasiswa, buang mental anak SMA nya".

Ini sih bacotan yang tidak berdasar.

Padahal selama kita kuliah, kadang kita banyak bangun siangnya. Telat datang saat kuliah juga kadang dosennya masih membiarkan kita masuk mengikuti perkuliahan. Kejadian ini kalian tidak akan dapatkan di waktu SMA. Di masa SMA, kita harus bangun subuh. Terlambat beberapa menit sudah tidak diizinkan masuk dan harus menunggu di gerbang sekolah seperti orang bodoh.

Kuliah itu asal memakai baju sopan yang berkerah dan celana panjang, sudah bisa mengikuti perkuliahan. Nah waktu di SMA, kita tidak akan dibiarkan masuk mengikuti pelajaran kalau kita salah kostum sehingga kita wajib membeli kostum baru lagi yang sesuai dengan aturan atau harinya.

Jadi yang lebih disiplin di sini siapa, wahai senior ?

kedisiplinan itu sudah tentu kita dapatkan di waktu SMA.

Bacotan yang lainnya dari senior "Kami juga capek tahu, kami juga tidak mau melakukan ini demi kalian semua"

Harusnya kan ya sudah, simpel saja, ya jangan lakuin dong, kenapa mesti capek-capek, para maba juga tidak meminta untuk di ospek kan ?

Ospek juga sebenarnya tidak ada gunanya, setelah diospek pun masih banyak maba-maba yang sering banyak bertanya ke seniornya. Seperti bagaimana cara menawar online, mengurus ini dan itu nya harus di mana, bagaimana, dan masih banyak lagi.

Dari sini kan kelihatan tidak ada gunanya ospek, kalau ujung-ujungnya maba masih banyak yang bertanya dan tidak tahu situasi kampusnya.

Kalau seperti itu, Ospek hanya sebatas membahagiakan para senior saja.

Harusnya ospek itu lebih menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan aturan-aturan di fakultas dan jurusannya. Atau sekalian kasih bimtek bagaimana menawar mata kuliah online, pengurusan berkas, pengurusan cuti dan lain sebagainya harus seperti apa dan tawaran bantuan lain supaya kedekatan sesama mahasiswa antara senior dan maba pun terlihat lebih baik dan menambah wawasan mabanya.

Bukan malah menambah banyak musuh, karena tidak sedikit kerusuhan yang terjadi di banyak kampus-kampus diakibatkan dari ospek yang tidak wajar.

Ini sih sebenarnya situasi yang sangat bodoh dan membingungkan, kenapa sih ospek seperti ini masih kita harus pertahankan ? Padahal orang Indonesia mengakunya sebagai orang-orang yang cerdas dan maju dan mau kerja.

Kita masuk kampus untuk kuliah itu kita membayar, tidak gratis. Mungkin ada sebagian yang mendapat beasiswa saat kuliah. Tapi regulernya, masuk ya karena kita bayar.

Tetapi malah saat kita masuk, kita diperlakukan seperti badut, sebagai bahan dimarahi, diteriaki dan lain sebagainya.

Bedanya Saat kita lulus kita kerja, dibayar karena kemampuan atau skill kita, dihargai pula. Tetapi bedanya, kita masuk kampus membayar dan diperlakukan bukan seperti orang dan tidak dihargai.

Kita yang masuk dan membayar itu harusnya diperlakukan dengan baik, diberikan sesuatu yang bermanfaat. Bukan malah dimainin seperti badut.

Bacotan berikutnya dari lord senior kampus, "Kalau tidak ikut UKM pasti susah dapat kerja"

Di sini kita sepakat bahwa UKM itu tidak jelek, atau kalau ikut UKM pasti dapat kerja. 

Tetapi di sini kita harus mengkritisi pernyataan bahwa kalau tidak ikut UKM akan susah cari atau dapat kerja, itu tidaklah tepat guys. 

Yang mau ikut UKM silahkan dan yang tidak mau ikut UKM juga silahkan. Tidak ada syarat wajib di sini. Ingat itu !

Kalau memang sobat sekalian itu dasarnya malas bekerja, mau mengikuti ratusan UKM di berbagai kampus juga tidak akan memberikan pengaruh untuk sobat sekalian.

Bacotan yang berlanjut dari senior, "Ini bukan senioritas, ini agar mental kalian terbentuk".

Mental apaan ? Jalan ke kampus pakai topi potongan setengah dari bola plastik sambil bawa karung goni, pakai hitam putih bergerombol, rambut pria nya di botakin, rambut cewek-cewek diikat seperti orang stres, jalan berbaris mengikuti tali rafia, apakah itu latihan agar mental maba bisa kuat ? 

Itu lebih ke pembodohan sih.

Seharusnya Maba itu tidak perlu diberikan latihan mental-mentalan seperti itu. Maba juga tidak perlu memiliki mental baja untuk bisa diskusi, berbicara dan belajar bersama dengan dosen.

Maba itu tidak perlu kalian buat mental-mentalan sok pahlawan supaya para maba bisa menyelesaikan studinya dan skripsinya di kampus.

Mental seperti mahasiswa apa sih yang kalian para senior ingin ajarkan dan berikan ke maba ? Mental mahasiswa mana ? 

Seharusnya para senior jujur saja ke maba bahwa yang ingin diberikan itu adalah mental senioritas. Maba juga kan rakyat, masa yang senior membohongi ?

Itulah beberapa bacot bacotan senior yang umum di dapatkan saat ospek maba, mungkin dari sobat sekalian memiliki bacotan lain yang di dapatkan saat pengalaman pernah di ospek seniornya boleh berbagi di kolom komentar.

SALAM MAHASISWA...

Post a Comment for "5 Kebohongan Senior ke Mahasiswa Baru di Kampus, Di Musim Corona Apakah Masih Ada ?"